Sepertinya judul di atas layak buat jadi sindirian untuk diri saya sendiri (dan mungkin calon ibu yang lain) yang belum tau apa-apa tentang ASI dan menyusui. Walaupun sudah ‘berguru’ ke dokter laktasi awal bulan ini, tapi rasanya tak cukup membuat saya jadi cerdas ASI (ah, ini term yang terlalu berlebihan,,, Hehehe), Ya, setidaknya saya bisa ‘paham’ ASI (sedikit…. hihihi). Pulang ‘berguru’, saya masih belum paham juga jadi saya berselancar bersama Mbah Google dan kemudian menemukan profile dari dokter laktasi yang saya kunjungi watu itu. Beliau bernama dr Maharani Bayu. Profile lengkapnya bisa diintip di drmaharanibayu.wordpress.com (mohon ijin sharing ya dok ^_^). Dari blog dr Rani, saya akhirnya tau bahwa beliau membuat sebuah buku tentang ASI, judulnya “Pintar ASI dan Menyusui”. Tak berlama-lama, saya langsung screenshoot cover buku itu ke suami dan jreng jreng, dua pekan setelahnya buku itu menjadi kejutan yang dihadiahkan suami untuk istri tercintanya yang kepo ini….(Hihihi ^_^).

Dalam buku itu, dr Rani membagi informasi tentang kondisi ibu pra-persalinan dan awal kelahiran, saat ibu menyusui, MPASi dan tips untuk ibu bekerja sekaligus masalah-masalah seputar menyusui. Meskipun belum semua halaman di buku itu saya baca, tapi saya ingin berbagi sedikit informasi agar bumil-bumil lainnya yang sedang menunggu kelahiran sang buah hati bisa mempersiapkan diri to be great mother with ASI. Jadi sedikit ‘bocoran’ informasi ini semoga bisa membantu para bumil untuk mencari ilmu yang lebih lengkap dan akurat tentang ASI.

Dulu ada teman yang bercerita bahwa dia tidak bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena (maaf) puting PD-nya kurang sempurna. Padahal ternyata setiap wanita yang bisa hamil pasti bisa menyusui, tidak terpengaruh bagaimana bentuk dan ukuran PD. Menurut ilmu fisiologi manusia, laktogenesis (pembentukan ASI) tahap I terjadi sejak kehamilan berusia 20 minggu. Nah, yang paling fatal adalah selama ini anggapan saya bahwa menyusui adalah lidah yang mengisap puting ternyata SALAH TOTAL. Yang benar, menyusui adalah gerakan lidah memerah Areola (bagian berwarna hitam di atas puting PD). Lalu, laktogenesis tahap II akan terjadi ketika bayi lahir hingga bayi berusia 72 jam (ingat ya, hitungannya dalam jam, bukan dalam 3 hari!!!). Ini adalah periode yang sangat kritis dan krusial bagi ibu dan bayi. Ada 3 hal yang harus dilakukan pada masa ini yang akan menjadi awal kesuksesan program ibu untuk menyusui bayi secara eksklusif. Pertama, kontak skin to skin antara ibu dan bayi secara langsung, tanpa alas pakaian, tanpa penghalang. Kedua, bayi harus disusui dengan perlekatan yang benar agar merangsang PD ibu dapat memproduksi dan mengalirkan ASI. Selanjutnya, susui bayi setidaknya 2 jam sekali selama 15-30 menit/menyusui.

Lalu gimana ya kalau dalam 3 hari itu ASI masih bersembunyi dan belum mau keluar? Tenang moms, Allah Maha besar Lagi Maha Pemurah karena ternyata bayi sudah dibekali dengan lemak coklat dalam tubuhnya yang akan membantu metabolisme selama 3 hari awal kehidupannya. Hebatnya lagi, bayi tercukupi kebutuhannya terhadap ASI dalam 1-2 tetes saja pada 3 hari pertama itu karena lambungnya hanya berukuran <5 cc.

Nah, gimana para bumil dan moms, semoga tidak gagal paham ya tentang ASI. Buat yang masih penasaran sama ASI, baca buku-buku tentang ASI, sering-sering berkonsultasi dengan dokter/bidan, dan jangan lupa ajak suami dan orang-orang terdekat kita untuk belajar dan bergabung bersama menjadi pejuang-pejuang ASI agar dapat memberikan nutrisi yang optimal untuk buah hati.

Siap Jadi Ibu, Ya Kudu Siap ASI dulu

Gallery